Apa Yang Paling Penting dan Bermakna dalam Hidupmu?
Semua orang punya kesibukan. Saya dan kamu punya kesibukan. Kesibukanku tentu tidak bisa dibandingkan dengan kesibukanmu. Kesibukanmu juga tidak bisa dibandingkan dengan kesibukanku. Pertanyaan untuk aku dan kamu renungkan: apakah kita sibuk dengan hal-hal yang penting? Atau kita sibuk dengan hal-hal yang sepele? Apakah kita sibuk dengan hal-hal yang bermakna? Atau kita sibuk dengan hal-hal yang remeh temeh?
Photo by Simon Migaj on Unsplash
Semua yang aku lakukan penting kok. Semuanya penting, sampai aku merasa kewalahan. Mungkin itu yang kamu pikirkan tentang kesibukanmu. Sama denganku. Aku juga menganggap semua yang aku kerjakan itu penting. Hal yang bermakna dalam hidupku. Namun, coba pertimbangkan sekali lagi: apakah benar-benar penting dan bermakna? Setiap waktu aku merefleksikan hal ini. Benarkah apa yang aku lakukan ini adalah hal-hal yang penting dalam hidupku? Aku tak ingin mengerjakan banyak hal – semua hal – yang sebenarnya tidak semuanya hal penting dalam hidupku.
Kemarin, aku membaca buku Essentialism karya Greg McKeown untuk yang kedua kalinya. Buku ini kembali menyadarkanku bahwa: hal yang benar-benar esensial dalam hidup hanyalah sedikit. Sebagian besar hal lainnya adalah hal non-esensial, hal-hal yang remeh temeh, hal yang tidak benar-benar berdampak dan bermakna dalam hidup kita. Pertanyaanya adalah dari sekian banyak aktivitas kita, mana yang benar-benar esensial? Mana yang memang hanya kita yang ditakdirkan untuk melakukannya? Apa satu hal yang paling penting dan berharga? Yang paling berdampak dan bermakna? Saat kita menemukan satu hal ini, kita akan menemukan kesadaran baru bahwa semua hal lainnya hanya hal-hal yang sepele. Hal-hal yang bisa dihilangkan, dikurangi atau didelegasikan ke orang lain yang lebih ahli.
Satu pertanyaan yang menyadarkanku kembali dari buku ini adalah: “Jika aku hanya bisa ekselen di satu hal, satu hal apakah itu?” Ya, aku punya kecenderungan untuk mempelajari dan melakukan banyak hal. Aku punya kecenderungan untuk mengejar banyak mimpi dan tujuan. Namun, ini adalah jalan para non-esensialis. Jalan orang-orang yang berakhir di level rata-rata. Aku tidak mau seperti itu. Aku ingin menjadi orang yang ekselen. Orang yang unggul di satu bidang. Orang yang meninggalkan jejak dan warisan nyata untuk orang-orang sepeninggalanku. Dan itu memerlukan fokus serta pengorbanan. Aku perlu mengorbankan hal-hal lain yang tidak esensial. Hal lain yang hanya akan mengalihkanku dari fokusku ini. Ini jalanku. Bagaimana denganmu?